Demo tersebut bertujuan untuk membawa aspirasi dari sebagian besar masyarakat desa yang menginginkan Pilkades digelar tahun ini. Alasannya, karena mereka ingin dipimpin oleh figur warga desa yang tepat.
“Kalau diibaratkan rombongan jemaah haji yang akan berangkat, mobil dan bahan bakarnya sudah siap, tapi supirnya banyak alasan tidak mau bawa mobilnya. Tentu ini akan menghalangi niat baik para penumpang. Jadi solusinya kita ganti saja supirnya,” sebut Nanda sambil tersenyum tipis.
Ia menyebut jika Bupati Majene menolak melaksanakan Pilkades tahun ini, massa aksi akan konsisten menggelar aksi demo berulang dan konsisten menyuarakan slogan “Copot Bupati Majene”.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Sulawesi Barat Wardin Wahid menyayangkan, keputusan Bupati Majene Achmad Syukri Tammalele menunda Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2023.