Mamasa  

Pemulihan Dampak Banjir di Nosu Mamasa

MAMUJU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) membantu pemulihan dampak yang diakibatkan bencana banjir di Kecamatan Nosu Kabupaten Mamasa yang terjadi pada Kamis 7 Maret 2024.

“Pemprov Sulbar telah melakukan pendataan dampak yang ditimbulkan akibat banjir di Kecamatan Nosu Kabupaten Mamasa,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Amir Maricard, Senin 11 Maret 2024.

Ia mengatakan, banjir di Kecamatan Nosu Kabupaten Mamasa telah merusak ratusan hektare lahan pertanian masyarakat, serta jalan dan jembatan.

Baca Juga  ASN Mamasa Diminta Gunakan Medsos Branding Wisata

“Banjir tersebut, juga merusak rumah ibadah dan sekolah, maupun rumah penduduk, sehingga akan dilakukan bantuan agar wilayah tersebut dapat kembali pulih seperti sebelumnya,” katanya.

Menurut dia, organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Sulbar telah berkoordinasi untuk menangani seluruh dampak yang ditimbulkan banjir tersebut, dan memberikan bantuan agar Kecamatan Nosu, dapat kembali pulih seperti sebelumnya.

Baca Juga  Sampah di Mamasa Tak Diangkut, Imbas Gaji Petugas Kebersihan Belum Dibayar

Ia mendukung, langkah Pemkab Mamasa yang juga telah memberlakukan status tanggap darurat penanganan banjir di Kecamatan Nosu hingga tujuh hari ke depan, untuk membantu warga terdampak banjir.

“Pemprov Sulbar menyalurkan bantuan logistik untuk mendukung penanganan banjir di Kecamatan Nosu yang telah ditetapkan dalam status tanggap darurat, selain itu akan berupaya berkoordinasi dengan seluruh pihak agar dampak yang ditimbulkan dapat ditangani sehingga Kecamatan Nosu dapat kembali pulih seperti sebelumnya,” katanya.

Baca Juga  Puluhan Guru Desak Pemkab Mamasa Bayar Tunjangan Sertifikasi dan Tamsil

Sebanyak 171 KK warga dari enam Desa di Kecamatan Nosu telah terdampak banjir yang kini mendapatkan penanganan dari pemerintah setempat melalui tanggap darurat.

Ia berharap, warga di Kabupaten Mamasa tetap waspada terhadap bencana banjir dan longsor yang masih berpotensi terjadi karena telah memasuki musim hujan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *