MAMUJU – Sejumlah pedagang di Pasar Sentral Mamuju di Jalan Hertasning, Kelurahan Binanga, Mamuju, Sulawesi Barat, mengaku kerap kesulitan mendapatkan modal usaha.
Dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kini untuk memperoleh bahan pokok yang mereka jual kembali, modal yang dikeluarkan terus bertambah.
Hal itu lantaran sejumlah bahan pokok terus mengalami kenaikan, salah satu penyebabnya karena imbas kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Salah satu pedagang pasar yang mangkal di pinggir jalan kompleks pasar sentral, Nurmi mengaku sering kali kekurangan modal.
“Karena harga bawang merah dan telur yang terus naik, kita hanya bisa ambil sedikit, karena modal tidak cukup,” terang Nurmi saat ditemui, Jumat (30/9/2022).
Nurmi mengaku, bulan lalu, dagangannya yang berupa bumbu dapur selalu habis terjual dalam satu hari. Ia menjajakan bawang merah, bawang putih, tomat, sayur-sayuran, cabe rawit, hingga buah-buahan.
Setiap harinya, memutar modal yang ia peroleh, barang-barang dagangan itu diperoleh dari distributor. Sudah bertahun tahun ia jalani usaha berjualan itu, untuk bertahan, agar dapur rumahnya tetap berasap.
“Baru bulan ini agak sulit, selain bahan pokok yang naik, kebutuhan anak-anak juga bertambah terus,” lanjut Nurmi.
Diceritakan, awal bulan September 2022 ini, cukup sulit ia lalui, modal untuk membeli barang sering kekurangan. Dimana stok bahan pokok yang ia jajakan kadang busuk lantaran tidak laku, dan sudah bermalam.
Nurmi pun harus mengurangi stok bahan pokok yang ia ambil, lantaran modalnya juga tak cukup. Pemasukan dan keuntungan yang ia peroleh dalam setiap harinya pun kian menipis.
“Karena sedikit mi juga barang barang kita jual, takut ki kalau harus mau pinjam modal usaha baru,” katanya lagi.
Nurmi yang tercatat sebagai warga Binanga itu mengaku tak pernah dapat bantu langsung tunai (BLT) BBM. Selama ini, hanya menjual menjadi salah satu usaha yang ia lakukan setiap harinya untuk bertahan hidup.
Hal serupa juga dialami oleh pedagang lainnya, yang tak jauh dari lokasi ibu Nurmi menjual.
Seperti yang diceritakan, Hayati, bulan ini giliran bawah merah, cabe dan telur yang paling ia rasakan kenaikannya. Hayati mengaku, daya beli masyarakat menurun atau sepi pembeli, tak seperti di bulan sebelumnya.
“Barang dagangan banyak yang tidak laku, hanya membusuk saja, modal tidak berputar normal,” pungkas Hayati.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah harga bahan pokok terus merangkak naik, imbas kenaikan harga BBM. Stok baru untuk bahan pokok yang didatangkan dari luar daerah Mamuju, sepeti harga bawang dan telur terus naik.