MAMUJU – Kapolda Sulawesi Barat Inspektur Jenderal Polisi Verdianto Iskandar Bitticaca menyalurkan bantuan lima ton beras dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Mamasa.
“Kedatangan saya yang kedua kalinya ini untuk menyampaikan salam dari Kapolri kepada seluruh masyarakat yang menjadi korban banjir di Kabupaten Mamasa,” katanya saat menyerahkan bantuan kepada korban banjir itu di Mamasa, Jumat, (26/08/2022).
Bantuan lima ton beras yang dikemas dalam 1.000 paket itu, katanya, bentuk kepedulian Polri dalam meringankan beban masyarakat yang tertimpa banjir di Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa.
Pada kesempatan itu Kapolda Verdianto bersama Ketua Bhayangkari Polda Sulbar juga menyerahkan secara simbolis 500 kerat telur ayam, empat dus sabun mandi, serta 13 dus paket kebutuhan pokok.
“Kami berjanji akan terus membantu sebisa mungkin dan semampu kami untuk bisa memulihkan keadaan di desa ini. Semoga desa ini segera pulih dari musibah yang menimpanya dan masyarakat dapat beraktivitas kembali,” ujar dia.
Kepala Desa Ralleanak Abdul Rahman Tona yang menerima langsung bantuan tersebut, mengungkapkan terima kasih kepada Kapolri, Kapolda Sulbar, dan jajaran, yang telah menunjukkan kepedulian kepada korban banjir.
“Saya mewakili pemerintahan empat desa yang terkena dampak banjir dan tanah longsor merasa haru dan bangga kepada Bapak Kapolda karena kepedulian yang sangat luar biasa kepada kami hingga sempat hadir meninjau langsung masyarakat yang menjadi korban,” ujar dia.
Samsuddin, salah seorang tokoh masyarakat Desa Ralleanak, menyatakan senang atas perhatian Kapolda Sulbar kepada warga korban banjir di daerah itu.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Pak Kapolda Sulbar dan rombongan yang sudah kedua kalinya datang ke desa kami, melihat langsung kondisi masyarakat yang terdampak banjir,” tutur dia.
Hujan yang mengguyur Kecamatan Aralle pada Selasa (23/8) menyebabkan sejumlah desa di daerah itu tergenang banjir.
Banjir juga menyebabkan jalan penghubung tiga desa, yakni Desa Ralleanak Utara, Kala’be, dan Baruru terputus.
Banjir akibat luapan air sungai ini juga menyebabkan beberapa gedung sekolah, rumah, dan areal pertanian warga terendam.
Warga sempat panik dan kaget dalam kejadian itu karena hujan tidak lama yang mengguyur wilayah itu ternyata mengakibatkan bencana alam.