Pasien yang Digendong Pulang dari Ruang Isolasi RSUD Majene Ternyata Pasien Kecelakaan

  • Bagikan

MAJENE, Seorang pasien kecelakaan lalu lintas di persimpangan lampu merah Camba Utara-Camba, Abdul Halik (22) warga lingkungan Garogo Kelurahan Baru meninggal setelah minta pulang paksa dari ruang perawatan isolasi RSUD Majene, Jumat (25/2/2022).

Diketahui, Abdul Halik mengalami kecelakaan subuh dini hari, Jumat (25/2/2022). Halik mengalami luka serius di bagian kepala dan mengeluarkan banyak darah.

Setelah dibawa ke UGD RSUD Majene, Halik sudah tidak sadar dan diswab antigen oleh petugas RS dan hasilnya positif.

Baca Juga  Diduga Depresi Motornya Rusak, Korban Bunuh Diri di Majene Nekat Akhiri Hidupnya

Kepala perawatan ruang isolasi covid19 RSUD Majene, Hj. Santi Sari mengatakan, pasien atas nama Abdul Halid, saat pulang dari RSUD Majene kondisi masih hidup.

“Dia belum meninggal, tapi dibawa pulang sama keluarganya dalam keadaan sakratul maut. Jadi dia tidak meninggal di ruang isolasi,” ujarnya

IPCN Majene Hj. Santi itu menuturkan, kabar meninggalnya Abdul Halid, dirinya tidak mengetahui. “Saya tidak dapat kabar (meninggal). Saya dapat kabar dari anggota, bahwa ada pasien masuk tadi subuh di ruang isolasi dengan tidak sadar. Habis kecelakaan, sekitar hampir jam 7, dokter masuk visit pagi pagi. Dia tidak meninggal, masih ada nafas,” ujarnya.

Baca Juga  Breaking News. Angin Kencang Porak-poranda Pasar Sentral Pekkabata

Sebelum dokter masuk, lanjut Hj. Santi, memang keluarga sering minta bawa pulang. “Tadi dia pulang, keluarganya tanda tangan persetujuan pulang atas permintaan sendiri,” ujarnya.

Kalau pasien masuk UGD, lanjut Hj. Santi, pasien dari puskesmas atau masuk sendiri. “Kalau belum ada rapidnya, itu dirapid di RS. Jadi sama halnya pasien tadi, kemungkinan dia langsung masuk UGD tanpa rapid. Setelah diperiksa hasil tesnya positif, akhirnya masuk ruang isolasi,” tambahnya.

Baca Juga  Nias Selatan Diguncang Gempa Bumi Magnitudo 6,0 Pagi Ini

Menurut Hj. Santy, kalau pasien pulang atas permintaan sendiri, itu tidak difasilitasi kendaraan dari RS. “Saya dapat info, anggotaku bilang nabawami pulang, nagendongki. Kasihan kenapa digendong. Karena nabilang dekatji rumahnya di Garogo. Walaupun dekat, jangan digendonglah, kita bisa fasilitasi tempat tidur dorong. Katanya keluarga langsung gendong,” pungkasnya. (Satriawan)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *