Dinas Dagperinkop-UKM Sulbar Beri Bantuan Kepada Masyarakat Miskin Ekstrem di Majene

  • Bagikan
Masyarakat Miskin Ekstrem di Majene

MAJENE–Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) memberikan bantuan kepada masyarakat miskin ekstrem dan anak stunting, di Desa Tallu Banua, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Kamis, 2 November 2023. 

Bantuan yang diberikan sebanyak 25 paket, terdiri dari 15 paket untuk masyarakat miskin ekstrem, setiap paket berisi minyak goreng 1 liter, gula 1 liter, beras 5 kg, dan telur 1 rak. Dan 10 paket untuk anak stunting, setiap paket berisi susu formula 1 kotak, gula 1 liter, beras 5 kg, dan telur 1 rak. Pemberian bantuan sebagai bentuk intervensi terhadap permasalahan 4+1 yang merupakan program Prioritas Pemerintah Provinsi Sulbar. 

Bertempat di Aula Kantor Desa Tallu Banua, bantuan diserahkan langsung Kepala Dinas Dagperinkop-UKM Sulbar, Bau Akram Dai. Acara penyerahan bantuan dibuka Kepala Desa Tallu Banua, Safruddin. 

Baca Juga  Wamentan Salut Dengan Agrikultur Pembuatan Kain Sekomandi di Mamuju

Kepala Dinas Dagperinkop-UKM Sulbar, Bau Akram Dai, pada kesempatan itu mengingatkan Kepala Desa Tallu Banua untuk terus melakukan pemutakhiran data terkait dengan permasalahan 4+1.

Baca Juga  Masyarakat dan Pejabat Sulsel Shalat Id di Pelataran Masjid Kubah 99 Makassar

“Penting untuk Pemerintah Desa Tallu Banua terus melakukan pemutakhiran data DTKS sesuai dengan kondisi masyarakat Desa Tallu Banua saat ini,”kata Bau Akram

Selain itu, juga meminta untuk memastikan bahwa anak-anak di desa tersebut menikah di umur yang wajar.

“Tidak kalah pentingnya, pastikan juga laki-lakinya sudah memiliki pendapatan yang layak. Ini untuk menghindari permasalahan ekonomi setelah menikah yang bisa berujung kemiskinan, stunting, bahkan perceraian,” tambahnya.

Baca Juga  Basarnas Temukan Satu Jenazah Korban KM Ladang Pertiwi 2

Kepala Desa Tallu Banua, Safruddin mengatakan, Desa Tallu Banua merupakan salah satu desa miskin ekstrem di Kabupaten Majene dan menjadi lokus stunting.

“Tahun ini desa kami masuk sebagai desa miskin ekstrem dan menjadi salah satu lokus stunting di Kabupaten Majene,” ucap Safruddin. (rls)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *