Daerah  

Pemkab Bantaeng Gunakan Pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Tangani Stunting

BANTAENG – Pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) digunakan Tim Penggerak PKK Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dalam mendorong penanganan stunting

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng, Sri Dewi Yanti mengatakan Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantaeng terus mendorong ke tim PKK tingkat kecamatan hingga desa untuk menguatkan Dasawisma untuk menurunkan angka stunting.

Pendekatan yang dilakukan di lapangan melalui program KIE misalnya memberikan edukasi mengolah makanan sehat untuk keluarga.

Baca Juga  Klarifikasi Kalma Katta Atas Tudingan Gelapkan Lahan 35 Hektar

Dalam hal ini, Kabupaten Bantaeng sebagai produsen rumput laut, maka TP PKK mengajarkan cara mengolah mie dan bakso dari rumput laut.

“Untuk kegiatan tersebut, kami melibatkan dinas terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan dan Kelautan,” katanya.

Upaya mendorong pembentukan Kampung KB juga terus dilakukan untuk mempercepat penurunan angka stunting. Salah satu diantaranya adalah Kampung KB Desa Kaloling di Kecamatan Gantarangkeke.

Baca Juga  Jelang Ramadhan, Akmal Malik Tekankan ini ke TPID Kabupaten dan Provinsi di Sulbar

Hal itu benarkan Camat Gantarangkeke, Abdul Azis. Menurut dia, pengurus Pokja di lapangan senantiasa membangun sinergitas lintas sektoral untuk menurunkan prevalensi stunting.

Dia mengatakan, hasil dari upaya tersebut telah menumbuhkan animo masyarakat untuk lebih memperhatikan pola makanan sehat dan berimbang.

Termasuk penggunaan kontrasepsi untuk menjaga jarak kehamilan sebagai salah satu upaya mencegah stunting pada anak.

Baca Juga  100 Penderita Stunting di Majene Terima Bantuan Kodim 1401 Majene

Kondisi itu diakui Kepala Perwakilan Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Sulawesi Selatan (BKKBN Sulsel), Hj Andi Ritamariani yang telah mengundang Ketua TP PKK Bantaeng untuk menerima penghargaan pada saat Rakerda BKKBN Sulsel.

“Ini sebagai bentuk apresiasi kami pada mitra di kabupaten/kota yang telah berhasil menurunkan prevalensi stuntingnya seperti Bantaeng dari diatas 20 persen, kini sudah turun dibawah 20 persen,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *