MAMUJU – Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, mengimbau masyarakat petani agar mengurangi menanam jagung di wilayah bukit atau area pegunungan.
Hal tersebut disampaikan Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi kepada wartawan, Senin (16/5/2022).
Menurut Sutinah, dampak terjadinya longsor karena saat ini banyak hutan gundul karena sudah banyak ditanami jagung.
Sehingga, membuat tanah tersebut menjadi labil dan mudah longsor saat hujan deras turun.
“Jadi catatan kami juga, wilayah-wilayah jadi resapan air itu kalau bisa jangan dialih fungsikan,” kata Sutinah.
Kondisi itu, kata Sutinah, membuat tanah tersebut menjadi labil dan mudah longsor saat hujan deras turun.
“Jadi catatan kami juga, wilayah-wilayah jadi resapan air itu kalau bisa jangan dialih fungsikan,” kata Sutinah.
Selain itu kata dia, saat ini pihak Dinas PUPR Mamuju sementara melakukan indentifikasi sejumlah titik lokasi longsor dan banjir.
“Sekarang sudah diidentikasi titik lokasi yang terendam banjir dan genangan air yang ada di wilayah Mamuju,” terangya.
Menurut dia, khusus di wilayah Kalukku memang air di hulu gunung meluap akibat hujan deras dan hutan gundul.
Diketahui, sedikitnya ada tujuh titik longsor di dua dusun di Desa Pamulukang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Di antaranya Dusun Rumbia Apo dan Dusun Betteng Batu.
Sehingga, akses jalan tertutup longsor dan di dua dusun tersebut mengalami listrik padam.
Longsor tersebut terjadi akibat hujan deras mengguyur wilayah Mamuju dan Kalukku pada Sabtu (15/5/2022) kemarin.
Kemudian, longsor juga terjadi di Lingkungan Tamasapi, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Mamuju, Sulbar.
Meterial longsor yang menutup akses jalan, belum sepenuhnya dibersihkan.
Kemudian, di wilayah jalan poros Kalukku ke Bonehau juga terjadi longsor akibat hujan deras mengguyur pada Sabtu (14/5/2022) lalu.
Akibatnnya, arus lalu lintas sempat terputus akibat material longsor menimbun badan jalan.