MAJENE – Sebanyak 6 dari 7 Pendampingan Kelompok Lokakarya telah dilalui Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 9 di Sulawesi Barat. Sisanya Lokakarya 7 sekaligus festival panen hasil belajar yang akan digelar 27 April mendatang.
Sabtu, 30 Maret 2024, CGP Angkatan 9 Majene mengikuti Lokakarya 6 yang digelar di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sulbar, itu.
Dalam Pendampingan Individu Lokakarya 6 itu, setiap CGP saling bergantian mempresentasikan dan merefleksi kembali rencana program pengembangan sekolah yang akan ditawarkan dalam festival panen hasil belajar pada akhir April.
Balai Guru Penggerak (BGP) Sulbar Asmuddin mengatakan, dalam lokakarya 6 tentunya membahas pengembangan program sekolah yang telah dipelajari pada modul 3. Pengembangan-pengembangan sekolah yang memberdayakan aset sekolah, meranjang pengembangan sekolah yang berpihak pada murid. Termasuk bagaimana murid menjadikan student leadership.
“Jadi bagaimana teman-teman proses pembelajaran kemudian ada perubahan mindset dan mulai mendengarkan suara murid. Mereka bisa menentukan pilihannya, yang tentunya dalam rangka bagaimana perbaikan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan,” ucap Asmuddin.
Ia kemudian berharap apa yang telah dilaksanakan dari 10 paket modul yang ada, CGP bisa mengimplementasikan di satuan pendidikan masing-masing. Apalagi ini terkait dengan pengembangan sekolah yang berpihak pada murid. Sehingga, memang diperlukan prakarsa perubahan dengan mengedepankan pelibatan warga sekolah, serta pengembangan diri yang berkelanjutan.
“Hal yang sangat bagus, sebelum masuk lokakarya tujuh ini. Ini bahagian yang harus dilaksanakan dan dipahami bagi setiap CGP sebelum berstatus guru penggerak dan betul-betul kembali ke sekolahnya, kemudian menerapakan dari seluruh apa yang telah didapat hari ini,” harapnya.
Terkait lokakarya tujuh, lanjut Asmuddin, meskipun sifatnya glori atau perayaan,
“Jangan sampai hanya berfokus ke sana, seperti merayakan sebuah kebebasan, tapi bagaimana CGP menyiapkan dengan matang.
Karena banyak nanti stakeholder yang akan hadir. Teman-teman CGP ini harus betul-betul menyiapkan dengan maksimal dalam menyajikan apa yang telah didapatkan selama ini,” kata Asmuddin.
Menurutnya, aksi nyata yang telah dilakukan selama ini, pada saat di lokakarya 7 bisa memberikan penjelasan para pemangku kepentingan yang hadir bahwa inilah yang dilakukan dan memberikan dampak yang positif, memberikan gambaran positif terkait program guru penggerak dan guru penggerak itu sendiri.
“Karena jangan sampai di Lokakarya 7 ini hanya euforia saja dan berhenti sampai di situ saja, setelah itu aksi-aski nyata yang telah dilakukan dan dirancang dengan baik namun tidak dilanjutkan setelah mengikuti PPGP. Kita berharap itu ada kesinambungan. Jangan hanya dipandang seremoni loka 7 ini. Jangan sama sekali. Karena setelah loka 7, ini baru masuk ke tantangan yang sesungguhnya,” tuturnya.
Karena ada atribut yang telah melekat dalam diri ketika selesai PPGP. Atribut guru penggerak itu, akan menjadi barometer bagi semua pemangku kepentingan, warga sekolah. Baik kepala sekolah maupun guru-guru yang lain. Memang sebuah beban yang sangat luar biasa.
Tapi jangan dijadikan sebuah tekanan untuk menghentikan setiap CGP untuk terus berinovasi membangun prakarasa-prakarsa perubahan.
“Karena selalu saya katakan, bahwa guru penggerak itu guru yang hebat, tapi guru hebat itu bukan hanya guru penggerak, di luar sana itu banyak guru yang hebat, yang tidak berstatus guru penggerak.
Tapi apa yang membedakan teman-teman guru penggerak bisa mengambil sebuah tanggung jawab menjadi pendorong perubahan. Tidak mau maju sendiri, tidak mau berkembang sendiri, makanya filosofi tergerak, bergerak dan menggerakkan itu harus selalu digelorakan, diresapi dan bukan hanya di guru penggerak, tapi harus disebarluaskan.
Jangan hanya menjadi sebuah titik tapi harus merembes, baik itu di satuan pendidikan maupun di kalangan masyarakat,” jelasnya.
Saharuddin selaku PP menuturkan, pada Lokakarya 6 kegiatan berfokus bagaimana merefleksi komptensi guru penggerak, orang lain, kompetensi pengembangan sekolah, kompetensi manajemen sekolah dan tentunya kepemimpinan pembelajaran.
“Selama proses kegiatan ini Alhamdulillah berjalan dengan baik. Hal ini terbukti bahwa dari sekian banyak sesi yang ada, ada 7 sesi yang terjadwal di loka 6 ini maka seluruh rangkaian sesi berjalan dengan baik mulai dari tahapan pembukaan,”.
Di tahap kedua, bagaimana CGP melihat kompetensi yang sudah mereka miliki. Lalu merefleksi terhadap kompetensi yang ada.
Kemudian mereka akan merancang program pengembangan sekolah dengan tahapan bakja sebagai bentuk tindak lanjut daripada kegiatan di lokakarya 5 yang telah sampai pada tahapan buat pertanyaan ambil pelajaran dan kepemimpinan.
Maka khusus untuk di lokakarya 6, meneruskan program kegiatan dengan tahapan bagja yaitu jabarkan rencana dan atur eksekusi.
Tentunya, kata Saharuddin, dalam tahapan itu CGP diharapkan betul-betul mampu membuat, agar rencana kegiatan yang direncanakan dapat terealisasi dengan baik dengan memperhatikan bagaimana mengatur jabarkan rencana dan atur eksekusinya pelibatan komponen-komponen yang berperan untuk mendukung realisasi daripada program tersebut.
Kemudian untuk lokakarya 7 sendiri, karena ini tersisa satu lokakarya maka dari PP telah melakukan diskusi bersama dengan CGP untuk persiapan-persiapan yang diperlukukan.
Termasuk mempelajari random untuk lokakarya 7. Karena lokakarya 7 berlangsung selama dua hari maka lokakarya 7 sendiri untuk hari pertama dan pameran hasil belajar pada hari kedua. Selaku PP ia menyampaikan kepada CGP agar tetap melakukan kolaborasi kepada seluruh teman-teman CGP dan PP dalam rangka mempersiapkan hal-hal yang ingin ditampilkan pada saat pameran lokakarya 7 nanti.
Yusran satu dari 19 CGP Angkatan 9 Kabupaten Majene mengungkapkan, program guru penggerak yang dilaksanakan di Kabupaten Majene terkhusus pada angkatan 9 sangat bermanfaat karena mendorong penguasaan pada 4 kompetensi guru penggerak yakni, mengembangkan diri dan orang lain, sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin manajamen sekolah, pemimpin pengembangan sekolah, setelah mampu menguasainya maka dirinya sebagai peserta program guru penggerak diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah,.
Sebagai CGP, kata Yusran, setelah melalui 10 paket modul dan sampai pada lokakarya ke 6, ia merasa bahwa pemahamannya telah banyak bertambah dibandingkan dengan sebelum bergabung dengan program guru penggerak.
”Setelah melalui tahapan yang hampir berakhir saya berharap semoga kedepannya kami bisa tetap bisa menerapkan ilmu dari program guru penggerak ini, dengan membantu peningkatan kualitas pendidikan di sekolah kami menjadi lebih meningkat lagi,” harap Yusran. (*)