MAMUJU – Karantina Pertanian Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mencatat ekspor komoditas cangkang sawit dari Januari hingga Agustus 2022 tembus Rp 65,9 miliar.
Cangkang sawit itu telah diekspor ke Jepang sebanyak 6 kali dengan total volume 46.500 ton.
Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Agus Karyono mengatakan, cangkang sawit dapat menjadi energi alternatif pengganti bahan bakar.
Dijelaskan, cangkang sawit berasal dari limbah yang dihasilkan pengolahan industri minyak kelapa sawit.
“Tren permintaanya dari negara Jepang terus mengalami peningkatan, hingga Agustus 2022 capai Rp 65,9 miliar,” terang Agus Karyono, Jumat (2/9/2022).
Ia merincikan pada 2021 frekuensi pengiriman hanya 2 kali dan volume barang 15 kilogram atau Rp. 7.500.
Sedangkan 2020 frekuensi pengiriman 2 kali, dan volume 16.700 ton setara Rp. 22,9 miliar.
“Pada 2022 ini permintaanya mengalami peningkatan yang cukup drastis,” tambahnya.
Dikatakan, peningkatan itu disebabkan tingginya permintaan Jepang terhadap bahan baku energi sumber terbarukan itu.
Juga cangkang sawit ramah lingkungan, dan dari Sulbar telah memenuhi kualitas bahan baku yang dibutuhkan.
Agus optimis capaian itu akan terus bertambah hingga akhir tahun serta sejalan dengan program unggulan Kementerian Pertanian.
“Yaitu Gratieks, Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor, meliputi peningkatan volume dan frekuensi pengiriman,” lanjutnya.
Karantina Pertanian telah memfasilitasi eksportir dengan memastikan kondisi cangkang sawit sesuai permintaan negara tujuan.
Juga melalui pemeriksaan dokumen dan fisik, pengawasan fumigasi, pemeriksaan alat angkutan.
Tujuannya untuk menghindari adanya hama penyakit yang dapat mengurangi kualitas produk yang diekspor.
Pintu pengeluaran ekspor di Pelabuhan Tanjung Bakau Kabupaten Pasangkayu dan Pelabuhan Belang-Belang, Mamuju.