Majene  

Dosen STAIN Majene Keluhkan Potongan Dana Penelitian

MAJENE – Sudah jatuh tertimpa tangga, kira-kira itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan nasib yang dialami sejumlah dosen yang kini melaksanakan tugas penelitian di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene.

Hal itu lantaran adanya kebijakan sepihak yang diberlakukan Rektor STAIN Majene dengan memotong dana bantuan penelitian tahun 2023.

Salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya menyebut, pemotongan dana ini akan berdampak buruk pada hasil penelitin yang sedianya bertujuan melahirkan output dan outcome yang berkualitas bagi internal Kampus.

“Bagaimana kita mau meneliti dengan baik kalau dana (penelitian) kita dipotong,” kesal sumber kepada awak media.   

Baca Juga  Selain Logistik, Korban Banjir di Malunda Juga Butuh Air Bersih

Dari Lampiran surat keputusan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene, Nomor : 037 Tahun 2023, Tanggal : 27 Januari 2023, Tentang Penetapan Penerima Bantuan Penelitian Tahun 2023, total anggaran mencapai Rp 470.000.000,-.

Rinciannya adalah klaster penelitian pembinaan/kapasitas Rp 110.000.000, Klaster Penelitian Dasar Program Studi Rp 75.000.000, Klaster Penelitian Dasar Interdisipliner Rp 100.000.000, Klaster Penelitian Pengembangan Pendidikan Tinggi Rp 90.000.000, Klaster Penelitian Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi Rp 95.000.000,

Lebih lanjut, Ia menuturkan, potongan yang bertendensi sebagai pungutan liar tersebut sangat brutal dan terkesan berani karna melibatkan pihak perbankan yang tentunya memudahkan penegak hukum menemukan bukti adanya Pungli.

Baca Juga  BPOM Minta Pedagang Takjil di Pasar Sentral Majene Perhatikan Kehigienisan Makanan

“Iya pak, ini dipotong langsung melalui rekening bank sebanyak 5 persen. Itu untuk tiap peneliti atau tiap judul penelitian,” sambungnya dengan nada kesal. 

Selanjutnya, Dia berharap, agar seluruh dana penelitian yang telah dipotong dapat dikembalikan kepada dosen yang berhak dan kini sedang melaksanakan tugasnya. 

“Kami berharap dana itu dikembalikan dan jangan diulangi lagi karena berat dosanya dan pertanggung jawabannya di akhirat. Lalu bertaubat karna itu adalah tandakan dzalim dan bertentangan dengan prinsip dasar islam,” pungkasnya.

Baca Juga  Lestarikan Warisan Budaya Sulbar Melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia

Tim redaksi belum berhasil mendapatkan tanggapan dari Rektor STAIN Majene atas berita ini, konfirmasi akan dimuat terpisah dengan judul berbeda di media yang sama.

Penulis: JUNIARDI (Jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *