MAMUJU – Perum Bolug Mamuju, Sulawesi Barat, menyiapkan 36 ton minyak curah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah kelangkaan Minyakita.
Setiap pekan Bulog mendapat distribusi dari Pasangkayu dan Mamuju Tengah (Mateng) empat truk tangki atau 36 ton minyak.
Kemudian, Perum Bolug Mamuju menyalurkan minyak curah itu ke dua titik pengecer di dalam Kota Mamuju.
Asisten Manager Suplay Chain Bulog Mamuju Edi mengatakan, saat ini dari Bolug sendiri belum mendapat alokasi Minyakkita dari produsen, tetapi untuk minyak curah sudah ada.
“Kalau minyak curah sudah ada di pengecer kami di Mamuju dan setiap pekan kami dapat stok 36 ton,” sebut Edi saat ditemui wartawan, di Pasar Baru Mamuju, Jl Andi Makassau, Kelurahan Karema, Mamuju, Jumat (17/2/2023).
Kata dia, pembelian minyak curah saat ini hanya bisa dibeli 10 kilogram setiap hari oleh konsumen baik pedagang maupun warga biasa.
Sedangkan, untuk harga minyak curah per liternya sangat murah di harga Rp 14 ribu per liternya dari harga minyak pada umumnya.
“Pada prinsipnya kita tidak batasi, tetapi kemasan kami terbatas makanya kami minta kepada masyarakat untuk membeli 10 kg per harinya,” ujarnya.
Ia menambahkan, minyak curah di Mamuju sejauh tidak ada kekurangan dan harga juga tetap berada di harga eceran tertinggi (HET).
“Stok terus kita salurkan setiap hari dan semua konsumen pasti dapat,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, stok minyak goreng rakyat (Minyakkita) di pasar-pasar tradisional Mamuju langka.
Seperti di Pasar Baru Mamuju Jl Abdul Syakur, Mamuju, Sulbar Minyakkita sudah kosong.
Pedagang mengaku kesulitan mendapatkan minyak kita, bahkan sejak Desember 2022 lalu hingga sekarang minyak goreng murah itu mulai kosong.
Pedagang Pasar Baru Mamuju Jamaluddin mengaku, minyak kita mulai langkah sejak Desember 2022 lalu dan hingga sekarang sudah tidak ada yang masuk.
“Lamami kosong kalau di kiosku, sudah ada beberapa bulan ini,” ungkap Jamal.