MAMUJU – Puncak arus mudik lebaran Idul fitri 2023, tingkat kecelakaan lalulintas (laka lantas) sepanjang Operasi Ketupat Marano 2023 di Sulawesi Barat, terjadi sebanyak 14 kasus.
Kasatgas Kamseltibcarlantas Operasi Ketupat Marano 2023, sekaligus Dirlantas Polda Sulbar, AKBP Valentinus Virasandy Asmoro menuturkan, jumlah ini lebih banyak dari tahun sebelumnya.
“Ops Ketupat Marano 2022 lalu, hanya terjadi 13 kasus,” ungkapnya saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (26/4/2023).
Pihak kepolisian tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga keselamatannya selama berkendara saat mudik.
“Begitu pun saat kembali ke tempat asal,” tambah AKBP Valen Asmoro.
Dia menjelaskan, salah satu faktor penyebab kecelakaan yang sering terjadi yakni kelalaian dalam berkendara.
Kurangnya kehati-hatian selama perjalanan mudik seperti mengendara dalam kondisi mengantuk, tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman (safety belt) bisa berakibat fatal.
“Dari itu kami siapkan posko terpadu, pelayanan, dan pengamanan selama operasi ketupat untuk menjadi tempat beristirahat pemudik saat lelah berkendara,” jelasnya.
Jalur trans Mamuju-Majene merupakan daerah dengan tingkat kerawanan laka lantas paling tinggi.
Angka menunjukkan jumlah korban meninggal dunia karena kecelakaan di seluruh wilayah hukum Polda Sulbar sudah mencapai lima orang.
“Tingkat kecelakaan tinggi lebih rawan di jalur itu, namun untuk korban meninggal dunia tersebar sepanjang wilayah hukum kita,” lanjutnya.
Data tersebut menunjukan peningkatan 100 persen dari Operasi Ketupat Marano di tahun 2022 yang sama sekali tidak menimbulkan korban meninggal dunia.
Sementara korban luka berat dialami oleh tiga orang, dan luka ringan mencapai 19 orang selama operasi ini digelar.
“Untuk rumat atau perawatan luka sendiri itu sudah mencapai Rp20.500.000 lebih banyak dibanding tahun sebelumnya yang hanya berkisar Rp17.500.000,” tutup AKBP Valen Asmoro.